Nasihat Nabi Khidir kepada Nabi Musa

 

“Wahai pencari ilmu, sesungguhnya orang yang berbicara tidak lebih mudah jemu daripada orang yang mendengarkan. Maka janganlah kau buat orang-orang yang ada disekitarmu menjadi jemu ketika engkau berbicara kepada mereka.

Ketahuilah bahwa hatimu merupakan sebuah bejana, maka perhatikanlah apa yang diisikan kedalam bejanamu.

 

Kenalilah dunia dan buanglah dia di belakangmu, Karena dunia bukan merupakan tempat tinggalmu, dan apa yang ditetapkan bagimu tidak ada di sana. Dunia dijadikan sebagai perantara hidup hamba, agar mereka mencari bekal darinya untuk tempat kembali.

 

Hai Musa, letakkanlah dirimu pada kesabaran, tentu engkau akan selamat dari dosa.

 

Wahai Musa, pusatkanlah minatmu pada ilmu kalau engkau memang menghendakinya. Sesungguhnya ilmu itu bagi orang yang berminat kepadanya.

 

Janganlah engkau menjadi mudah kagum terhadap perkataan yang disampaikan secara panjang lebar, karena banyak perkataan mendatangkan banyak aib bagi orang yang berilmu dan dapat membocorkan rahasia yang mestinya ditutupi. Tetapi semestinya engkau berkata sedikit, karena yang demikian itu merupakan taufiq dan kebenaran.

 

Berpalinglah dari orang yang bodoh, dan bersikap lemah-lembutlah terhadap orang yang dungu, karena yang demikian itu merupakan kelebihan para ahli hikmah dan hiasan orang-orang yang berilmu.

 

Jika ada orang bodoh yang mencacimu, diamlah didepannya lalu menyingkir dari sisinya secara hati-hati, karena kelanjutannya tetap menggambarkan kebodohannya terhadap dirimu dan caciannya akan semakin bertambah gencar dan banyak.

 

Wahai anak keturunan Imran, janganlah kamu terlihat memiliki ilmu kecuali hanya sedikit. Sesungguhnya asal keluar dan asal berbuat merupakan tindakan menceburkan diri kepada sesuatu yang tidak jelas dan memaksakan diri.

 

Wahai anak Imran, janganlah engkau sekali-kali membukakan pintu yang tidak engkau ketahui untuk apa pintu itu ditutup, dan jangan tutup pintu yang tidak engkau ketahui untuk apa pintu itu dibuka.

 

Wahai anak imran siapa yang tidak berhenti dari dunia maka dunia itu akan melahapnya. Mana mungkin seseorang akan menjadi ahli ibadah kalau hasratnya kepada dunia tidak pernah habis? Siapa yang menghinakan keadaan dirinya, manamungkin akan menjadi orang Zuhud? Adakah orang yang telah dikalahkan oleh hawa nafsunya akan berhenti dari syahwat? Mana mungkin pencarian ilmu masih bermanfaat bagi orang yang dipagari kebodohan?

Perjalanan akan menunjuk ke akhirat dengan meninggalkan Dunia.

 

Wahai Musa, belajarlah apa yang engkau amalkan, agar engkau mengamalkannya dan janganlah engkau menampakkan amalmu agar engkau disebut-sebut, sehingga engkau mendapat kerusakan dan orang lain mendapatkan cahaya.

 

Wahai anak imran, jadikanlah Zuhud dan taqwa pakaianmu, jadikanlah ilmu dan dzikir sebagai perkataanmu, karena yang demikian itu membuat Rabb-mu ridha.

 

Berbuatlah kebaikan, karena engkau juga harus melakukan yang lainnya. Engkau telah mendapatkan nasihat bila engkau menghapalkannya. “

– Nasihat Nabi Khidir kepada Nabi Musa –

Do you like this post?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *